Laman

MENGASAH PEDULI, MERAJUT OPINI
www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - Selamat Datang di BLOG kami - www.subusadipun.blogspot.com

Kamis, 27 Januari 2011

Aborsi pada Usia Remaja Mengundang Depresi

LAHIRNYA Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan yang telah disyahkan pada 17 September beberapa silam. Beberapa bulan usai disyahkan, masih banyak media massa melansir berbagai pendapat yang berasal dari sejumlah kalangan dan profesi. Pendapat itu dikemukakan guna menanggapi ditetapkannya undang-undang tersebut yang mengatur mengenai aborsi atau penguguran kandungan yang menurut penilaian mereka, berkecenderungan menghalalkan atau membolehkan pengguguran kandungan jika didasarkan pada alasan-alasan medis untuk menyelamatkan ibu dan janin.
Terlepas dari totalitas itu, kecenderungan kalangan usia muda di perkotaan untuk melakukan tindakan aborsi pada masa mendatang diperkirakan akan meningkat. Meskipun seperangkat data akurat mengenai berapa jumlah orang yang melakukan aborsi masih sangat sulit dikumpulkan. Namun yang jelas tindakan aborsi yang dilakukan pada usia remaja tetap menggiring dampak yang sangat berbahaya terhadap pelakunya.
Tindakan aborsi merupakan suatu tindakan yang beresiko tinggi. Bisa berawal dari yang beresiko ringan hingga yang paling berat dan fatal. Seperti perdarahan, infeksi kandungan, robeknya jalan lahir dan sulit hamil. Resiko yang terbilang paling fatal adalah kematian ibu dari sang bayi.
Bagi remaja yang melakukan tindakan aborsi memiliki resiko stress mental dan dapat berlanjut dengan depresi. Menurut psikiater Frederich M Burkle dari Darmouth Medical Scholl Ne Hampshire AS. Depresi olehnya dibagi dalam beberapa tahapan-tahapan.
Terjadi penolakan, tahap dimana remaja pelakunya berusaha untuk menolak perasaan kehilangan akan sesuatu. Berlanjut dengan mengambil sikap yang suka menyendiri, hingga acapkali mengganggap dirinya sama sekali tidak pernah mengalami kehamilan.
Pada tahap ini akan timbul perasaan tidak aman didalam dirinya. Yang belakangan akan mampu membawanya kepada suatu tindakan maupun upaya untuk bunuh diri.
Tahap dimana pribadi tersebut berusaha mengembalikan kepuasan egonya. Sehingga mengakibatkan dirinya berubah menjadi orang yang narsistik (memuja diri sendiri) dan menganggap sepi terhadap pria pasangannya. (Edmund  Sadipun/dari berbagai sumber)
*) Penulis : Edmundus Gabriel Moan Subu Sadipun, Artikel ini pernah dimuat SKH Kedaulatan Rakyat Yogyakarta Edisi Minggu 27 Februari 1994 Hal.9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar