Laman

MENGASAH PEDULI, MERAJUT OPINI
www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - Selamat Datang di BLOG kami - www.subusadipun.blogspot.com

Selasa, 28 April 2020

Antara COVID-19 dan Penutupan Laboratorium Fort Detrick di Maryland


TERKAIT pertanyaan publik soal penyebab dan daerah asal virus corona COVID-19. Setidaknya, bisa diamini bakal  berujung memunculkan sejumlah spekulasi menjawabi hal ini.

Dari penelusuran pada berbagai media, semakin menguat bahwa sesungguhnya sumber wabah virus corona SARS-Cov-19 penyebab wabah Covid-19 berasal dari Amerika Serikat. Tepatnya, Laboratorium militer Fort Detrick di Maryland, AS, adalah Institut Penelitian Penyakit Menular yang dikelola Angkatan Darat AS.

Lantas, mengapa Laboratorium Fort Detrick ditutup? Siapa yang merekomendasikan agar ditutup? Apa alasannya?

Pihak yang menutup laboratorium adalah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. Penutupan dilakukan setelah CDC melakukan inspeksi ke Laboratorium militer Fort Detrick dan menemukan tujuh pelanggaran yang dilakukan. Terdiri dari 3 pelanggaran berstatus serius, 3 sedang, dan 1 rendah.

PADA inspeksi pertama, CDC menemukan pelanggaran serius, dimana ada seorang individu memasuki sebagian ruangan beberapa kali tanpa menggunakan alat pelindung diri. Sementara orang lain di ruangan itu sedang melakukan prosedur dengan primata non-manusia di atas meja necropsy. Hal itu, menurut CDC, bisa mengakibatkan paparan virus lewat aerosol.

CDC kembali temukan pelanggaran serius, pada pengamatan kedua. Disebutkan bahwa laboratorium tidak memastikan pelatihan karyawan diverifikasi dengan benar mengenai bahaya racun dan agen terpilih. Situasi ini dapat meningkatkan risiko terpapar virus ataupun racun dari agen terpilih.

CDC juga melihat seorang pekerja laboratorium tidak mengenakan perlindungan pernapasan yang tepat. Terlihat beberapa kali masuk ke sebuah ruangan di mana primata non-manusia yang terinfeksi “ditempatkan di kandang terbuka.”

Mereka juga mengamati seorang pekerja laboratorium membuang limbah ke tempat sampah biohazardous tanpa mengenakan sarung tangan.

Biohazardous  adalah material infeksi yang berbahaya. Merupakan mikroorganisme, asam nukleat atau protein yang dapat menyebabkan, atau kemungkinan penyebab infeksi, dengan atau tanpa toksisitas, pada manusia atau hewan. Termasuk dalam kelas bahaya ini adalah bakteri, virus, jamur, dan parasit.

Pada pengamatan ketiga, ditingkat keparahan sedang, CDC kembali melihat pekerja tidak mengenakan sarung tangan saat membuang limbah biohazardous. Itu bisa membuat pekerja terinfeksi agen terpilih maupun toksin/racun.

CDC menilai, seharusnya para pekerja telah memperoleh latihan yang memadai dan menyadari bahwa mereka harus selalu mengenakan sarung tangan untuk mencegah paparan bahan berbahaya.

CDC menemukan pelanggaran serius, pada pengamatan keempat. Dalam pengamatan ini, CDC mencatat bahwa USAMRIID “secara sistematis gagal untuk memastikan penerapan biosafety dan prosedur penahanan yang sepadan dengan risiko yang dapat ditimbulkan saat bekerja dengan agen terpilih dan racun berbahaya.”

CDC memergoki ada personel yang membuka pintu sambil mengeluarkan sejumlah besar limbah biohazardous dari ruangan yang bersebelahan. Tindakan ini dinilai sangat berisiko mencemari udara di ruangan lainnya di mana ada orang lain sedang bekerja di sana, dimana biasanya di ruangan itu mereka tidak memakai perlindungan pernapasan.

Pengamatan kelima, terjadi pelanggaran sedang, dimana laboratorium gagal melindungi akses tidak sah terhadap peralatan pelindung pribadi yang dipakai saat mendekontaminasi sesuatu yang terkontaminasi oleh agen terpilih.

Alat pelindung itu diletakkan begitu saja dalam kantong biohazard yang terbuka sehingga memungkinkan diambil seseorang atau bahkan mengontaminasi lingkungan di sekitarnya.

Pada pengamatan keenam dengan pelanggaran sedang, CDC melaporkan bahwa seseorang di lab tidak mempertahankan inventaris toksin yang akurat atau terkini.

Pada pengamatan ketujuh dengan tingkat keparahan rendah, CDC melaporkan bahwa sebuah bangunan di laboratorium Fort Detrick tidak memiliki “permukaan tertutup untuk memudahkan pembersihan dan dekontaminasi.”

Itu termasuk retakan di sekitar kotak saluran, retakan di langit-langit, dan retakan di jahitan di atas lemari pengaman biologis.

Pelanggaran demi pelanggaran yang dilakukan oleh para pekerja di laboratorium Fort Detrick dinilai sangat berisiko, bukan saja terhadap diri mereka tetapi juga terhadap lingkungan yang lebih luas. Apalagi mereka melakukan percobaan-percobaan dengan “agen terpilih” yang sangat berbahaya seperti Ebola, cacar, dan antraks.

CDC akhirnya memutuskan untuk menutup fasilitas penelitian militer tersebut pada bulan Juli 2019.

LANTAS bagaimana mungkin Virus Corona Menyebar dari Wuhan, Tiongkok?
Kecurigaan publik semakin menguat setelah seorang wartawan investigatif AS, Goerge Webb membeberkan bahwa Kasus 0 (Nol) virus corona adalah seorang tentara AS yang pernah mengikuti kompetisi Military World Games di Kota Wuhan, China, pada 18-27 Oktober 2019.

Nama tentara tersebut adalah Maatje Benassi, tentara wanita AS, yang berpartisipasi dalam event olahraga tersebut sebagai pembalap sepeda wanita.

Maatje Benassi memiliki saudara bernama Matthew Benassi yang bekerja di Fort Detrick. Diduga dia terinfeksi dari saudaranya, kemudian virus itu “menumpang” di dalam tubuhnya untuk mencapai Wuhan. Alhasil, virus itu meledak di ibukota Provinsi Hubei, China tengah itu, kemudian menjadi episentrum wabah sebelum menyebar ke seluruh dunia. (*)

▪Edmundus GMS Sadipun | dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar