Laman

MENGASAH PEDULI, MERAJUT OPINI
www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - - www.subusadipun.blogspot.com - Selamat Datang di BLOG kami - www.subusadipun.blogspot.com

Kamis, 29 Desember 2011

Plus Minus Penawaran Harga Diskon


 Oleh : Edmundus GMS Sadipun

MEMASUKI Desember penghujung tahun dan menjelang 2011 senantiasa diwarnai aneka fenomena atau kejutan dia arena pasar penjualan. Bulan itu bagi sejumlah konsumen merupakan bulan penuh tawaran menarik. Tidak jauh berbeda kesetaraannya, momentum awal dan akhir tahun turut pula memacu semangat para pengusaha supermarket dan departement store, mall atau toko-toko untuk saling berlomba menggebrak pasar. Kiatnya mekar luas melalui diskon penjualan barang dengan aneka persentase yang sangat menggiurkan. Secara total, diskon yang diberikan tidak lain bermuara pada harapan meraih dan merangsang minat para konsumen untuk membeli barang dagangan. Pada lintas ini, tidak heran bila tampak bahwa segenap kemarakan tersebut mengkondisikan terjadinya perang diskon.
            Ditengah kemarakan musim diskon, agaknya realita masih membuktikan bahwa diskon hanyalah persoalan permainan harga dari pihak penjual untuk mencapai keuntungan. Celakanya, seringkali harga diskon diberikan setelah harga dasar terlebih dahulu dinaikkan. Ringkas arti, harga barang tersebut dinaikkan sekian persen dulu sebelum diberikan harga diskon.
            Jika dicermati, penjual akan tetap meraup keuntungan dari trend penjualan barang gaya ini dan lagi pula barangnya akan terjual habis. Hal demikian tentunya berbeda dengan diskon yang sesungguhnya ditujukan sebagai sarana promosi merek dagang.
            Ada hal yang paling fundamental untuk disimak. Harga barang-barang yang dijual murah ketika itu, paling tidak secara kentara telah dapat dikatakan berhasil memancing animo konsumen untuk  berbelanja. Seturut kondisi ini banyak hal yang mampu mengusik konsumen ketika diskon diberlakukan. Sebagai misal, diskon akan berpengaruh terhadap perubahan anggaran rumah tangga. Pasalnya, dengan harga yang demikian murah konsumen seringkali mengabaikan segala macam jenis kebutuhan yang sesungguhnya layak didahulukan. Konsumen rela merogoh kocek untuk memenuhi kebutuhan sesaat akan barang dengan harga diskon.
            Dampak lanjutnya, praktis anggaran rumah tangga yang sebelumnya telah direncanakan dan disiapkan secara mantap untuk ditabung justru berkurang atau nihil. Tegasnya, kehadiran musim diskon ini paling tidak turut pula menciptakan pembeli emosional.  Bagaimana tidak mungkin? Dengan harga yang demikian miring, tentunya pembeli turut terpengaruh untuk merogoh kocek lantas membeli apa saja yang menarik dan pantas baginya.
            Menyikapi masa perang diskon, sebagai konsumen hendaknya tidak bertindak gegabah dalam memutuskan untuk membeli aneka jenis barang yang ditawarkan. Kejelian dari konsumen sangat diperlukan dalam menghadapi situasi seperti ini. Antara lain, memanfaatkan momentum tersebut dengan suatu pertimbangan hanya akan membeli barang yang berkualitas serta benar-benar mendesak keperluannya. Lantaran pada momentum lainnya jenis barang yang berkualitas terbaik yang dimaksud sangat sulit untuk dibeli dengan harga yang relatif murah. Ringkas kata, sebab dari berbagai pengalaman ditemukan bahwa jenis barang berkualitas terbaik sangat sulit dibeli pada masa-masa sebelum perang tarif diskon tiba.
            Sebagai alternatifnya, kecenderungan atau minat untuk membeli barang itu sangat layak terpenuhi ketika masa diskon berlaku. Maksudnya, agar konsumen mampu menunda pengeluarannya atau dengan kata lain memiliki kesempatan menabung terlebih dahulu. Sebelum memenuhi keinginan membeli dan memiliki barang berkualitas, akan tercapai ketika barang dijual dengan harga diskon.
            Pada lain dimensi, pasar diskon secara tidak kentara sesungguhnya mampu menggiring konsumen agar lebih memiliki ketelitian yang tinggi membandingkan harga. Selain itu konsumen dituntut untuk berhemat. Tidak menghamburkan lembaran rupiah pada masa diskon. Lantaran terbuai harga-harga diskon yang menggiurkan, lantas dengan mudah mengorbankan sedemikian banyak pengeluaran.
            Sebagai catatan, suatu hal yang pantas diberi garis merah ketika musim diskon merebak, produsen atau penjual hendaknya tidak sesukanya menjebak konsumen. Demikian pula sebaliknya konsumen hendaknya tidak mudah terjebak momentum perang tarif diskon. Semoga.

(Penulis: Edmundus Gabriel Moan Subu Sadipun. Artikel ini pernah dimuat pada Halaman Opini, SKH. Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, Selasa, 10 Desember 1996, Hal.4) - Artikel ini telah mengalami sedikit perubahan disesuaikan dengan momentum -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar